Rudi Hendrik Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Jumat adalah hari khusus di mana di dalamnya ada ibadah i...
Rudi Hendrik |
Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Jumat adalah hari khusus di mana di dalamnya ada ibadah istimewa, yaitu shalat Jumat. Sebegitu istimewanya, sampai-sampai ada ayat khusus untuk shalat Jumat. Sebagaimana Allah Subhana Wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjabarkan keistimewaannya lebih rinci:
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
Senangnya dibagi sajadah
Profesi sebagai seorang wartawan, ternyata mempengaruhi gaya berpakaian saya dalam beribadah, termasuk ketika shalat Jumat. Seorang wartawan akan melaksanakan shalat Jumat di masjid yang tidak menentu. Di masjid mana dia temui, maka di sanalah dia shalat.
Terkadang shalat di masjid lokasi peliputan, di pekantoran, saat dalam perjalanan, bahkan di masjid kementerian. Tidak jarang juga di masjid sekitar rumah.
Maka, pakaian yang dikenakan saat shalat Jumat pun, pakaian yang melekat di badan. Jangan tanya akan pakai baju koko, sarung atau kopiah, apalagi sampai gamis. Faktanya adalah berbaju kemeja, celana jeans, tanpa kopiah, plus menggendong tas ransel berisi peralatan kerja. Apa lagi menyinggung soal sajadah, tak terpikirkan. Karena menurut saya, seorang wartawan harus fleksibel di lapangan. Bisa kerja sebagai wartawan dan tidak menghalangi untuk beribadah. Jangan sampai kerja sebagai wartawan, tapi ketika mau shalat ternyata pakaiannya tidak memenuhi syarat.
Tapi kali ini bukan masalah pakaian, tapi masalah saya tidak suka bawa sajadah ketika pergi shalat Jumat. Berbeda ketika melihat jamaah yang lain, begitu istimewanya hari ini, mereka rela mensibukkan diri membawa sajadah.
Apa akibatnya bagi saya karena tradisi tidak bawa sajadah saat shalat Jumat? Saya dibagi sajadah untuk sujud. Dan itu tidak hanya sekali, tapi berkali-kali di bagi sajadah hampir di setiap Jumat oleh saudara seiman yang ada di samping, meski saya tidak mengenalnya. Separuh sajadah untuk sujud dahinya, separuh lagi untuk sujud dahi saya.
Setiap saya dibagi sajadah, saya selalu merasa senang, tidak pernah tersinggung apa lagi sampai marah.
Bukti iman itu masih ada
Seolah-olah berbagi sajadah dengan orang lain yang tidak dikenal adalah hal yang sepele yang tidak bermakna. Tentunya, tanpa dibagi sajadah pun, shalat saya tidak akan bermasalah, tetap sah karena ubin atau laintai masjid tempat saya sujud juga bersih.
Namun, saya selalu senang saat dibagi sajadah, sebab saya tahu, itu bukan sekedar berbagi separuh dari sajadah milik kita kepada orang lain yang tidak kita kenal. Apa hikmah di balik itu semua?
Pertama, menunjukkan rasa peduli. Setiap orang yang memberikan separuh sajadahnya untuk dipakai sujud oleh saudaranya, tanda bahwa dia memiliki rasa peduli dengan kondisi orang lain di sekitarnya. Dia ingin orang yang di sisinya yang tidak membawa sajadah, merasakan kenyamanan sujud di atas sajadah sama dengan yang dirasakannya. Padahal mungkin, dia tahu bahwa tanpa dibagi sajadah, shalat orang yang dibagi sajadah tetap sempurna.
Kedua, membuat orang lain senang. Meski orang yang dibagi separuh sajadah tidak pernah meminta, tapi faktanya, saya selalu merasa senang jika dibagi separuh sajadah. Dan timbal baliknya, yang diberi separuh sajadah pun pada faktanya tidak pernah menolak, sehingga menyenangkan orang yang telah memberikan kebaikannya.
Ketiga, mengutamakan saudaranya. Sikap lebih mementingkan saudaranya dari pada diri sendiri, sering tersimbol dalam berbagi sajadah. Hal itu tampak ketika si pemilik sajadah memberikan separuh sajadahnya pada bagian atas, sedangkan separuh sajadah untuk disujudinya sendiri adalah bagian bawah yang biasa diinjak ketika dipakai sendiri.
Zahirnya memang hanya berbagi sajadah yang tidak berpengaruh besar pada hasil shalat, tapi di balik itu semua, tercermin masih adanya iman di dalam diri seorang Muslim. Meski sepele, tapi itu adalah kebaikan yang membuktikan bahwa iman itu masih ada.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata pada Jabir bin Sulaim,
وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ
Jangan sepelekan sekecil apa pun sedekah
Sedekah harus menjadi makanan pokok bagi kehidupan kita, baik di saat kaya maupun miskin. Jangan jadikan kemiskinan tembok penghalang untuk bersedekah. Sedekah tidak harus dengan uang atau barang berharga. Hanya dengan senyuman, kita pun dapat bersedekah. Allah menyukai orang kaya yang dermawan, tetapi Allah lebih menyukai orang miskin yang dermawan.
Islam mengajarkan kita untuk tetap bersedekah pada waktu lapang maupun sempit. Nabi pun mengingatkan kita agar jangan segan bersedekah meskipun hanya dengan sebutir kurma.
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Jauhkanlah dirimu dari api neraka walaupun dengan (bersedekah) sebutir kurma.” (HR. Muttafaq ‘Alaih, teks Bukhari)
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Ajaran dalam Islam membuat berbagi sajadah pun menjadi indah dan bernilai tinggi di sisi Allah.
(HP/MediaIslamia.com)
COMMENTS