Syuhada Busyro Tosim, relawan asal Lampung, bercerita kepada MediaIslamia.com pada Sabtu malam (24/5) di Jakarta bahwa mobil milik rumah sakit yang membawa para relawan sering dicegat dan diberhentikan oleh polisi Gaza. Polisi Gaza tidak memiliki maksud mencurigai apa lagi mencoba menggeledah para relawan. Namun apa kata mereka? “Kami memberhentikan kalian bukan untuk apa-apa, kami hanya ingin bersalaman dengan Anda,” kata polisi Gaza yang begitu menghormati para relawan.
Jakarta, Mobil Rumah Sakit (RS) Indonesia memiliki gambar bendera Indonesia. Hal itu membuat kepolisian di Gaza sangat mengenal bahwa itu mobil para relawan asal Indonesia yang sedang membangun sebuah rumah sakit untuk rakyat Palestina.
Syuhada Busyro Tosim, relawan asal Lampung, bercerita kepada MediaIslamia.com pada Sabtu malam (24/5) di Jakarta bahwa mobil milik rumah sakit yang membawa para relawan sering dicegat dan diberhentikan oleh polisi Gaza.
Polisi Gaza tidak memiliki maksud mencurigai apa lagi mencoba menggeledah para relawan. Namun apa kata mereka?
“Kami memberhentikan kalian bukan untuk apa-apa, kami hanya ingin bersalaman dengan Anda,” kata polisi Gaza yang begitu menghormati para relawan.
Dan menurut Syuhada, hal ini terjadi bukan sekali saja. Para pejuang dari Hamas dan polisi Gaza begitu menghormati keberadaan para relawan.
Karidi mengisahkan, suatu sore ketika relawan keluar untuk shalat di masjid, sebuah mobil polisi jaga Hamas berlalu. Namun mobil berhenti dan bergerak mundur ke arah para relawan. Polisi itu turun dan bersalaman dengan para relawan, lalu pergi kembali.
Budaya warga Gaza dalam memuliakan tamu negeri mereka, sangat tinggi. Undangan makan sangat sering diterima oleh para relawan. Dan jangan pertanyakan sebanyak apa makanan yang tuan rumah sajikan. Bahkan beberapa kali sesama warga Gaza harus berebut untuk mengundang makan para relawan.
Terlebih di waktu bulan suci Ramadhan, kiriman makanan untuk buka puasa atau pun untuk sahur, melimpah dari warga Gaza untuk para relawan yang berjumlah 30 orang lebih. Bahkan Husein, relawan yang menerima penawaran, harus membuat daftar tunggu bagi warga Gaza yang sangat ingin memberi makan relawan.
Setiap Jumat, para relawan libur bekerja. Dan para relawan memiliki kebiasaan, yaitu shalat Jumat berjalan kaki berkeliling dengan berpindah-pindah masjid setiap Jumat.
Syuhada mengisahkan, pada suatu Jumat, dirinya bersama Samsuddin dan Suyitno berniat shalat di sebuah masjid yang tidak terlalu jauh. Tapi mereka keluar dengan waktu yang masih lama. Akhirnya mereka memutuskan mengambil jalan yang lebih jauh memutar dengan melalui perkebunan warga.
Ketika mereka bertiga sedang berjalan di jalan yang diapit kebun strawberi dan jeruk, sebuah mobil warga berlalu dari belakang dan melalui mereka.
Setelah sekitar ratusan meter berlalu jauh ke depan, tiba-tiba mobil tersebut berhenti dan berjalan mundur ke arah ketiga relawan. Ketiga relawan menjadi heran.
“Dari mana Anda?” tanya pemilik mobil ketika bertemu dengan para relawan.
“Indonesia,” jawab relawan.
Jawaban itu membuat warga Gaza sangat gembira, sehingga para relawan dipaksa ikut naik ke mobilnya. Para relawan sempat menolak dengan alasan mereka mau ke masjid. Namun warga Gaza tetap memaksa.
Relawan akhirnya ikut. Mereka dibawa memutari kebun jeruk dan tiba di gubuk kebunnya. Ketiga relawan dihidangkan buah strawberi dan jeruk satu baskom. Mereka pun dengan akrab berbincang-bincang.
Seperti itulah sebagian gambaran wujud rasa hormat para pejuang Hamas dan warga Gaza kepada para relawan RS Indonesia. (HP)
![]() |
| Pejuang Hamas berpose di depan RS Indonesia (Foto: MINA) |
Polisi Gaza tidak memiliki maksud mencurigai apa lagi mencoba menggeledah para relawan. Namun apa kata mereka?
“Kami memberhentikan kalian bukan untuk apa-apa, kami hanya ingin bersalaman dengan Anda,” kata polisi Gaza yang begitu menghormati para relawan.
Dan menurut Syuhada, hal ini terjadi bukan sekali saja. Para pejuang dari Hamas dan polisi Gaza begitu menghormati keberadaan para relawan.
Karidi mengisahkan, suatu sore ketika relawan keluar untuk shalat di masjid, sebuah mobil polisi jaga Hamas berlalu. Namun mobil berhenti dan bergerak mundur ke arah para relawan. Polisi itu turun dan bersalaman dengan para relawan, lalu pergi kembali.
Budaya warga Gaza dalam memuliakan tamu negeri mereka, sangat tinggi. Undangan makan sangat sering diterima oleh para relawan. Dan jangan pertanyakan sebanyak apa makanan yang tuan rumah sajikan. Bahkan beberapa kali sesama warga Gaza harus berebut untuk mengundang makan para relawan.
Terlebih di waktu bulan suci Ramadhan, kiriman makanan untuk buka puasa atau pun untuk sahur, melimpah dari warga Gaza untuk para relawan yang berjumlah 30 orang lebih. Bahkan Husein, relawan yang menerima penawaran, harus membuat daftar tunggu bagi warga Gaza yang sangat ingin memberi makan relawan.
Setiap Jumat, para relawan libur bekerja. Dan para relawan memiliki kebiasaan, yaitu shalat Jumat berjalan kaki berkeliling dengan berpindah-pindah masjid setiap Jumat.
Syuhada mengisahkan, pada suatu Jumat, dirinya bersama Samsuddin dan Suyitno berniat shalat di sebuah masjid yang tidak terlalu jauh. Tapi mereka keluar dengan waktu yang masih lama. Akhirnya mereka memutuskan mengambil jalan yang lebih jauh memutar dengan melalui perkebunan warga.
Ketika mereka bertiga sedang berjalan di jalan yang diapit kebun strawberi dan jeruk, sebuah mobil warga berlalu dari belakang dan melalui mereka.
Setelah sekitar ratusan meter berlalu jauh ke depan, tiba-tiba mobil tersebut berhenti dan berjalan mundur ke arah ketiga relawan. Ketiga relawan menjadi heran.
“Dari mana Anda?” tanya pemilik mobil ketika bertemu dengan para relawan.
“Indonesia,” jawab relawan.
Jawaban itu membuat warga Gaza sangat gembira, sehingga para relawan dipaksa ikut naik ke mobilnya. Para relawan sempat menolak dengan alasan mereka mau ke masjid. Namun warga Gaza tetap memaksa.
Relawan akhirnya ikut. Mereka dibawa memutari kebun jeruk dan tiba di gubuk kebunnya. Ketiga relawan dihidangkan buah strawberi dan jeruk satu baskom. Mereka pun dengan akrab berbincang-bincang.
Seperti itulah sebagian gambaran wujud rasa hormat para pejuang Hamas dan warga Gaza kepada para relawan RS Indonesia. (HP)
.jpg)






Masya Allah..
BalasHapusIngin rasanya memeluk saudara dari gaza..tanda cinta kami pada para rakyat pilihan Allah untuk melindungi tanah islam..
Hamas is the BEST
BalasHapusKami tidak akan melupakan jasa bangsa palestina yg pertama mengakui kemerdekaan negara kami .. indonesia
BalasHapusKami slalu mendukungmu palestina teruslah berjuang saudaraku..alloh slalu bersama kita.
BalasHapuskami akan terus mendukung mu saudara ku,, palastine.
BalasHapuskami sodaramu
BalasHapuskamu tidak sendiri wahai saudaraku dari jauh aq selalu berdoa untuk kemenangan islam
BalasHapusAl Quds milik kami dan
BalasHapusAl Haq milik kami
Kemenangan milik kami
Kamilah yang akan menang
Bumi ini milik kami dan
Kegemilangan milik kami
Al Quds milik kami dan
Kepadanya kami akan kembali
Wahai Al Aqsa yang mulia
Kami akan menebusmu dengan darah
Wahai bumi (kelahiran) Isa Al masih
Tempat berjalan para anbiya
Ketahuilah wahai Yahudi
Kami akan menang
Dari setiap jalan
Walau terpaksa merangkak
Dari bawah batu
Dari antara pepohonan
Bersama tiupan angin
Kami akan datang
Al Quds milik kami dan
Al Haq milik kami
Kemenangan milik kami
Kamilah yang akan menang
Bumi ini milik kami
Dan kegemilangan milik kami
Al Quds milik kami
Kepadanya kami datang
Kobarkanlah terus semangatmu wahai saudaraku..
ALLAHU AKBAR..
INDONESIA SAYANG DENGAN GAZA PALESTINA
BalasHapus....PENJAJAHAN DI ATAS DUNIA HARUS DI HAPUSKAN,KARENA TIDAK SESUAI DENGAN PERI KEMANUSIAN DAN PERI KEADILAN.....
BalasHapusTp sayang skarang indonesia sudah di penuhi orang2 munafik yg hnya brkdok muslim,karna pngaruh2 buruk dr orng asing2,pngaruh barat sehingga umat muslim di indonesia terintimidasi oleh orng2 yg tdk mnyukai ajaran islam yg bnar.smoga islam di negri ini sllu mndapatkn ridho dn lindungan allah swt.dan hamas adalah pjuang islam yg terbaik
BalasHapus