Media Islamia - Dalam pembahasan surat Al-Insyirah kali ini, akan membantu kita menyadari bahwa ternyata, cara membaca kita sering kali t...
Media Islamia - Dalam pembahasan surat Al-Insyirah kali ini, akan membantu kita menyadari bahwa ternyata, cara membaca kita sering kali terjadi kesalahan. Di mana kesalahan tersebut tentunya dapat membuat bacaan kita menjadi kurang sempurna. Seperti apakah kesalahan yang dimaksud? Simak ulasan berikut.
Kesalahan membaca surat Al-Insyirah ini, dikatakan oleh Achmad Farid, Manajer Kurikulum Griya Al-Qur‘an, biasanya terdapat dalam ayat kedua dan ketiga. Penjelasannya:
Kesalahan pada Ayat Kedua
Perhatikan bacaan berikut:
Mungkin di antara kita masih sering mendengar, bacaan nun (Ù†) yang bertemu dengan alif (ا) dibaca terlalu panjang. Padahal, bertemunya nun (Ù†) dengan alif (ا) di sini merupakan bacaan mad thobi‘i. Kemudian bertemu dengan huruf ‘Ain, maka hukum bacaannya adalah mad thobi‘i.
Mad thobi‘i sendiri memiliki arti biasa atau alami, yang berarti tidak kurang dan tidak lebih. Huruf mad thobi‘i (alif (ا), wau (ï»®), atau ya’ (ï»±)). Selain itu, bacaan mad thobi‘i dibaca sepanjang satu alif atau dua harakat, “Sehingga tidak perlu dibaca sampai 4 harakat, cukup 2 harakat saja,” tegas Ustadz Farid.
Kesalahan pada Ayat Ketiga
Perhatikan bacaan berikut:
Huruf dzal (Ø°) dalam ayat ini sering terbaca dua harakat. Di sini lah letak kesalahan membacanya. Harusnya, dzal (Ø°) dengan harakat kasrah (ـــِـــ) ini dibaca dengan empat harakat, karena setelah dzal (Ø°) dan ya’ (ï»±) dengan harakat sukun (ْ) merupakan bacaan mad thobi‘i yang dibaca dua harakat, lalu bertemu dengan huruf hamzah (Ù²) menjadi bacaan mad jaiz munfashil, “Sehingga dibaca empat harakat,” imbuh Ustadz Farid.
Pengertian mad jaiz sendiri, mad berarti panjang, jaiz artinya boleh, dan munfashil adalah terpisah atau di luar kata. Lebih tepanya, Mad Jaiz Munfashil ini terjadi ketika terdapat salah satu huruf mad thobi‘i yang bertemu dengan huruf hamzah (Ù²) yang berharakat fathah, kasroh, maupun dhommah ( اَ – اِ – اُ ).
“Maka, hati-hati di ayat kedua dan ketiga, karena seringkali dibaca terbalik, yakni tertukarnya panjang mad thobi‘i dan mad jaiz munfashil,” tutup Ustadz Farid menyimpulkan. (Rudi Hendrik)
Sumber: Griya Al-Qur'an
Kesalahan membaca surat Al-Insyirah ini, dikatakan oleh Achmad Farid, Manajer Kurikulum Griya Al-Qur‘an, biasanya terdapat dalam ayat kedua dan ketiga. Penjelasannya:
Kesalahan pada Ayat Kedua
Perhatikan bacaan berikut:
ÙˆَÙˆَضَعْÙ†َا عَÙ†ْÙƒَ ÙˆِزْرَÙƒَ
Mad thobi‘i sendiri memiliki arti biasa atau alami, yang berarti tidak kurang dan tidak lebih. Huruf mad thobi‘i (alif (ا), wau (ï»®), atau ya’ (ï»±)). Selain itu, bacaan mad thobi‘i dibaca sepanjang satu alif atau dua harakat, “Sehingga tidak perlu dibaca sampai 4 harakat, cukup 2 harakat saja,” tegas Ustadz Farid.
Kesalahan pada Ayat Ketiga
Perhatikan bacaan berikut:
الَّØ°ِÙŠ Ø£َÙ†ْÙ‚َضَ ظَÙ‡ْرَÙƒَ
Pengertian mad jaiz sendiri, mad berarti panjang, jaiz artinya boleh, dan munfashil adalah terpisah atau di luar kata. Lebih tepanya, Mad Jaiz Munfashil ini terjadi ketika terdapat salah satu huruf mad thobi‘i yang bertemu dengan huruf hamzah (Ù²) yang berharakat fathah, kasroh, maupun dhommah ( اَ – اِ – اُ ).
“Maka, hati-hati di ayat kedua dan ketiga, karena seringkali dibaca terbalik, yakni tertukarnya panjang mad thobi‘i dan mad jaiz munfashil,” tutup Ustadz Farid menyimpulkan. (Rudi Hendrik)
Sumber: Griya Al-Qur'an
COMMENTS